web hit counter
//
you're reading...

College's Life

Persiapan Sekolah Lagi dengan Beasiswa

Meski ada banyak pilihan yang bisa kita lakukan selepas S1 di tulisan ini saya akan coba fokus dengan topik persiapan sekolah lagi.

Persiapan Sekolah Lagi

Persiapan Sekolah Lagi

Tingkat pendidikan S1 sudah kamu selesaikan dengan payah lahir batin. Saatnya kehidupan berlanjut ke level yang lebih tinggi. Rencana-rencana yang biasa saya dengar dan sudah saya amati biasanya setelah lulus akan:

  • Berwirausaha
  • Bekerja
  • Sekolah (Profesi, S2 dan S3, dan lain-lain)

Untuk berwirausaha kalau diperhatikan umumnya teman-teman saya dulu sudah punya bakat atau rutinitas di bidang itu. Tidak harus ahli, tapi memang harus segera dimulai kecil-kecilan saat masih kuliah. Rutinitas menjadi penting karena sesuatu yang diulang-ulang membuat kita menjadi ahli. Sehingga selepas menjadi wisudawan usaha tersebut bisa segera dilanjutkan dan malah dikembangkan secara lebih serius. Tingkat persiapan yang dibutuhkan jalur ini lumayan dari segi mental dan pengetahuan berwirausaha. Harus banget dicicil sejak dini. Saya tidak tahu banyak bagian ini, kalian bisa menemukan informasi lebih lengkap lewat blog-blog lain.

Untuk opsi bekerja ini sudah jadi keumuman yang dilakukan lulusan S1, melempar beberapa CV dan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan. Menyasar posisi-posisi bagus di kota-kota besar demi gaji yang bagus juga kan? Bekerja ini juga ada persiapannya. Dulu saya pernah ikut seleksi sebuah pekerjaan jadi yang harus dipersiapkan biasanya berkas-berkas sertifikat kemampuan diri seperti TPA dan TOEFL. Jadi kalian harus mulai belajar bahasa Inggris dan tes-tes potensi akademik. Capai nilai yang tinggi agar kalian masuk kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan. Untuk beberapa posisi pekerjaan tidak melulu memandang capaian akademik atau intelektual kalian, justru kemampuan berorganisasi dan berkomunikasi kadang jadi lebih berat dibutuhkan. Bentuk persiapan untuk itu sejak awal kuliah kalian harus punya aktivitas volunteer atau organisasi. Semakin banyak pengalaman aktivitas organisasi yang kalian punya, mudah-mudahan itu mengasah kemampuan bekerja sama dan komunikasi yang efektif.

Untuk opsi lanjut sekolah lebih tinggi ini saya tahu banyak mudah-mudahan. Tulisan ini akan banyak membahas ini sebenarnya. Selain itu saat ini saya juga sedang menjalani proses tersebut di ITB.

Bicara persiapan sekolah lagi, apa saja? Kalau sekedar lanjut sekolah dengan biaya pribadi sebetulnya lebih sederhana daripada yang butuh beasiswa. Pemberi beasiswa punya sederet kriteria rumit yang harus diperhatikan dan dipenuhi semuanya. Namanya juga seleksi beasiswa, akan ada yang lolos dan yang tidak lolos. Persiapan sekolah lagi (dari S1 ke S2) saya bagi menjadi tiga hal:

  • Pengetahuan bidang studi sebagai calon mahasiswa.
  • Mental dan cara pandang sebagai penerima beasiswa.
  • Dukungan finansial dalam proses menunggu dan persiapan.

Untuk ke S3 saya tidak tahu karena tidak mengalaminya.

 

Persiapan Sekolah Lagi: Pengetahuan Bidang

Salah satu syarat beasiswa adalah harus punya surat tanda diterima kampus tujuanmu alias Letter of Acceptance (LoA). Untuk bisa diterima kampus tersebut biasanya sistem administrasi atau professor calon supervisormu akan meminta profil diri dan minat riset atau studimu. Untuk itu kamu harus bisa menulis proposal penelitian. Menulis proposal riset sulit kalau tidak terbiasa banyak membaca paper-paper ilmiah terkini. Masalah yang akan diangkat harus bisa memberi kontribusi keilmuan yang signifikan. Dengan demikian pengetahuanmu tentang bidang ini sangat krusial.

Kalau kamu sedang bekerja lalu masih ada keinginan untuk lanjut kuliah, mungkin sudah 3-5 tahun dalam rutinitas pekerjaan, biasanya sudah mulai lupa atau ketinggalan topik riset terkini. Untuk itu bagi yang mau lanjut kuliah lagi sediakan waktu di luar jam kerja untuk baca-baca hasil penelitian orang lain agar tulisan proposalmu tepat sasaran dan tidak terlalu lebar.

 

Persiapan Sekolah Lagi: Mental dan Cara Pandang

Pemberi beasiswa punya kriteria khusus, penerima beasiswa harus punya kepribadian seperti apa. Semisal sikap nasionalisme, rela jadi volunteer, mau jadi pemimpin, siap dipimpin, bisa bekerja sama, enak diajak diskusi, dan lain-lain. Poin-poinnya secara lebih detil bisa kamu tanyakan langsung ke para penerima beasiswa. Karena kepribadian yang kamu cari ya mereka-mereka itu.

Mental dan cara pandang juga harus dipersiapkan karena akan diuji lewat proses wawancara. Sebuah yayasan, lembaga, institusi akan memberi kamu uang belajar yang jumlahnya sangat besar. Mereka hanya ingin pengeluaran mereka tertuju untuk orang yang tepat. Sebab banyak cerita belakangan sudah disekolah jauh-jauh ke Inggris tapi gagal studinya karena kepribadiannya rapuh dan kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan. Bayangkan saja semua hal hampir berbeda kondisinya antara Indonesia dan Inggris. Beda cuaca, beda mata uang, beda komunitas, beda kultur, beda-beda lainnya. Reviewer akan memastikan melalui tulisan maupun ujian lisan bahwa kamu punya kepribadian kuat sehingga dapat bertanggung jawab menyelesaikan studi tepat waktu dengan nilai membanggakan.

 

Persiapan Sekolah Lagi: Dukungan Finansial

Kamu akan perlu tes-tes berbiaya seperti TOEFL, IELTS, dan TPA yang barangkali bisa diambil beberapa kali karena skor belum mencukupi. Belum biaya belajar kursus, transportasi sehari-hari, ongkos hidup selama belajar, dan lain-lain. Singkat kata bagian ini harus ada yang mendukung. Kalau tidak ada biasanya teman-teman saya setelah lulus S1 memilih bekerja beberapa tahun kemudian dari hasil tabungannya dia berikhtiar untuk belajar bahasa Inggris dan resign atau cuti dari pekerjaannya. Dengan demikian dia bisa fokus belajar dengan tetap ada dukungan finansial.

Ada juga teman sudah 5 kali tes IELTS nilainya selalu kurang. Sekali tes IELTS biayanya sekitar 2.8 juta. Ya padahal selama latihan nilainya sudah bagus dan siap. Tapi kan namanya takdir, ternyata masih ada yang kurang di satu keahlian. Pada satu tes writingnya kurang. Tes lagi, speakingnya yang kurang. Begitu terus bergantian. Sekali lagi, dukungan finansial bagi yang mau mengejar beasiswa sekolah lagi sangat diperlukan. Stok tabungan harus agak banyak kalau tidak mau merepotkan orang tua.

Jadi kalau mau dapat beasiswa ya harus capek-capek dan susah-susah belajar. Perjuangannya nyata banget karena penerima beasiswa ini nantinya akan dapat hak-hak istimewa untuk hal-hal tertentu. Versi saya yang menurut saya ini sudah paling cepat, timeline persiapannya seperti ini:

  1. Agustus 2014 wisuda UGM.
  2. Selama 2014 jadi asisten kuliah di UGM.
  3. Desember 2014 pamit keluar dari kampus. Selesai jadi asisten.
  4. Januari 2015 pergi ke Pare mulai belajar bahasa Inggris sampai Maret 2015.
  5. April 2015 persiapan berkas beasiswa LPDP.
  6. Mei 2015 wawancara dan LGD LPDP.
  7. Juni 2015 pengumuman hasil akhir LPDP. Diterima. Harus menunggu 6 bulan untuk bisa kuliah.
  8. Agustus – Desember 2015 diundang jadi tutor sebuah lembaga kursus bahasa Inggris di Pare sembari menunggu pendaftaran kampus.
  9. Oktober 2015 Persiapan Keberangkatan, LPDP PK-43.
  10. November – Desember 2015 pendaftaran Pascasarjana Teknik Fisika ITB.
  11. Januari 2016 mulai kuliah di ITB.

Lama yaa, saya lulus akhir 2014 dan baru kuliah lagi di awal 2016. Ini dengan beasiswa, ongkos waktunya lumayan. Tapi ya itu.. gratis. Gimana, tertarik memulai persiapan sekolah lagi?

Discussion

Trackbacks/Pingbacks

  1. […] wisuda sih). Belum lagi sekolah S3, periode waktu kotornya sangat lama tapi lebih pendek untuk persiapan, karena sudah ada pengalaman di persiapan S2. Selama persiapan dan waktu-waktu ‘kosong’ […]

Post a Comment