Sebetulnya ini tugas mata kuliah Topik Khusus Fisika Bangunan yang diampu oleh Pak Joko Sarwono. Harusnya serius banget ya tapi ternyata seru juga karena bentuk tugas yang beliau amanahkan seperti ini. Kami diminta menceritakan kembali pengalaman mendengar selama kegiatan berjalan, yaitu soundwalk di ITB.
Siang itu sekitar pukul 11.20 WIB pada tanggal 1 Februari 2016 bertempat di lingkungan kampus Ganesha ITB saya melakukan aktivitas soundwalk. Rute yang saya tempuh ialah dari Gedung Labtek VI sampai Kantin Salman. Barangkali berjalan di lingkungan ITB adalah hal yang biasa, dan sering saya lakukan dengan diam atau tidak bercakap-cakap. Namun kali ini berbeda, sepanjang soundwalk di ITB saya harus menyimak setiap bunyi yang bisa saya dengar. Berkali-kali menempuh rute di atas saya tidak pernah sekagum ini dengan kemampuan telinga yang Tuhan berikan dan betapa bersyukurnya bisa menyimak tiap bunyi dengan pemaknaan.
Perjalanan dimulai sejak saya berjalan keluar dari Labtek VI dan menyusuri lorong menuju Labtek V lalu berbelok ke Timur yang nanti akan menjumpai air mancur. Saya menyadari banyak hal, di antaranya adalah bunyi denting dan terbukanya lift, derap langkah manusia berjalan, bising dari aktivitas percakapan yang cukup ramai di selatan Mushala (Labtek V), bunyi sepatu dijatuhkan ke lantai batu, gemericik air orang berwudhu, sedikit suara burung, dan sampai di dekat air mancur tersimak semburan air yang kencang menghantam keramik kolam. Bunyi di area dekat kolam cukup bising dikarenakan aktivitas manusia yang sangat banyak dan tentu saja bunyi yang keluar dari area kolam.
Soundwalk di ITB
Lalu saya melanjutkan soundwalk di ITB ke arah selatan, menyeberang seruas jalan yang cukup lebar, lalu menuruni tangga hingga area dekat lapangan basket. Semakin menikmati soundwalk saya terkejut betapa beda rasanya, padahal berjalan dengan rute yang sama hampir tiap hari, tapi baru kali ini mampu menemukan hal semenarik ini. Pada bagian ini saya masih menyimak suara manusia yang berjalan bersama dan saling bercakap-cakap, derap langkah yang cukup jelas, masih suara semprotan air dalam kolam, suara ban mobil yang melaju dari sisi Barat ke Timur, juga mesinnya, gesekan daun karena angin, dan bunyi gesekan sapu yang menghimpun daun-daun. Lalu mendekati gedung unit kegiatan mahasiswa ITB semakin lantanglah suara yang dihasilkan dari kerumunan orang, mereka sepertinya berdiskusi tentang sesuatu dengan menghimpun sekitar 30-an mahasiswa. Dari sumber suara itu saya begitu menikmati setiap asal bunyi dan sering kali harus menoleh mencari asal bunyi tersebut dengan pandangan mata. Saat menuruni tangga ada orang dari arah berlawanan yang berderap langkahnya menaiki tangga, cukup jelas. Sesudah sampai di bawah di area yang amat rindang dengan pohon-pohon, di sini saya mendengar banyak sekali kicauan burung, indah sekali. Lalu sesekali bola basket terdengar setiap ia dipantulkan ke bidang beton lapangan. Juga tersimak decit sepatu mahasiswa yang sedang berolahraga di lapangan basket. Mungkin karena ini jam-jam istirahat saya dapat menemukan cukup banyak mahasiswa yang berlalu lalang dan menghasilkan bunyi percakapan dan langkah. Ada yang cukup keras ada pula yang samar-samar. Namun yang paling jelas dan indah adalah bunyi kicauan burung.

Di ruas jalan ini sebuah truk menderu, melaju dari Timur ke Barat lalu belok ke Selatan, keluar dari Kampus ITB.
Berikutnya agak mendekati pos satpam saya menyimak bunyi truk yang berlalu dari sisi Timur ke Barat lalu ke Selatan keluar dari ITB. Juga bunyi motor tidak hanya sekali berlalu dari belakang saya (Utara) ke Selatan ada yang keluar ITB ada pula yang melaju ke sisi Barat. Situasi masih ramai dengan mahasiswa yang berlalu lalang. Variasi bunyi yang saya tangkap sejauh ini cukup lengkap dari jauh-dekatnya, jelas-samarnya, dan sedikit-banyaknya.
Melewati lorong menuju Selatan terus sampai saya di Jalan Ganesha, rupanya dari kejauhan saya sudah mendengar bunyi klakson mobil pribadi, angkutan umum, dan motor yang bersahut-sahutan disebabkan ada rombongan bus kunjungan dari sebuah SMA yang memilih untuk berhenti di depan Pintu Utama ITB dan tentu saja menyebabkan macet yang amat panjang. Rupanya mereka tidak cukup sabar sehingga saya mendengar bunyi klakson berkali-kali dan impulsif. Hendak menyeberang terus ke Selatan saya mendengar mesin-mesin kendaraan tersebut dan terutama mesin bus salah satu dari kunjungan SMA tersebut. Berlalu dari banyak penjual yang menjajakan jajanan dan makanan beberapa aktivitas di sini yang terdengar seperti bunyi koin, denting sendok-mangkok, dan alat masak.
Bagian selanjutnya saya masuk di area Masjid Salman ITB. Jelas sekali terdengar dari sisi Timur ada perbaikan, sepertinya seseorang sedang membetulkan sesuatu dengan memukul-mukul sebuah palu pada batu atau metal, sehingga terdengar ketukan tersebut cukup keras hingga jalan setapak di dalam Salman. Secara umum di area ini amat tenang, hingga bunyi perbaikan tadi jadi begitu jelas terdengar. Terus saya berjalan, di sisi Timur mulai terdengar bunyi air keran yang dibuka deras, bukan aktivitas berwudhu, mungkin petugas kebersihan sedang membersihkan atau mengepel area Masjid sebelum digunakan untuk beribadah Dhuhur yang sekitar dua puluh menit lagi.
Mendekati area kantin saya melihat dan mendengar banyak mahasiswa bercakap-cakap dan duduk di tempat yang sudah disediakan di area itu. Beberapa mahasiswa juga melewati saya sambil bercakap-cakap bergerombol cukup banyak dari arah berlawanan jauh, mendekat, lalu menjauh lagi ke sisi belakang saya. Saya menuju kantin langsung, rupanya sudah antre cukup panjang hingga depan pintu kantin. Saya ikut antre dan masih menyimak aktivitas yang amat riuh di dalam kantin tersebut. Pada jam makan siang ini semua meja hampir penuh. Saya mendengar denting sendok dengan piringnya, gelas yang diletakkan ke meja, kursi yang ditata dan digeser, tas yang diturunkan dari pundak, dan piring yang diletakkan ke atas meja. Selain itu dari arah mana saja semua orang hampir bercakap-cakap, terutama mahasiswa yang masih antre. Pada sisi atas terpasang televisi yang menyala dan darinya bunyi siaran berita cukup lantang terdengar namun kejelasannya sulit ditangkap pada jarak 5 meter. Sampai pada giliran memilih menu makanan banyak bunyi yang dihasilkan di sekitar aktivitas ini seperti bunyi kecipak air saat mengambil sayur dan stoples yang dibuka saat mengambil kerupuk. Pada akhirnya pada saat pembayaran saya mendengar sang ibu menekan tuts-tuts kalkulator dan dari arah depan ada mahasiswa yang menuangkan air ke gelas. Lalu giliran saya mengambil air mineral di galon saya menyadari di atas saya bunyi televisi semakin jelas, lalu saya memilih untuk mencari meja yang dapat menjangkau bunyi siaran berita dan juga menyaksikannya secara visual.
Ini tulisan pertama saya mengenai soundwalk di ITB, ke depan saya akan mencoba membagikan catatan lain terkait soundwalk di tempat-tempat menarik lainnya.